Cara Mencegah Bullyiing
Bullying merupakan masalah yang kerap muncul pada usia anak. Lalu, bagaimana cara mencegah bullying? Orang tua, staff sekolah, dan orang dewasa lain yang peduli memiliki peran untuk mencegah bullying.
Bantu Anak-Anak Memahami Bullying
Anak-anak yang mengetahui apa itu bullying bisa mengenali bullying dengan lebih baik. Mereka dapat mengungkapkan bullying yang terjadi pada mereka atau orang lain. Anak-anak juga perlu mengetahui cara-cara untuk melawan bullying tanpa membahayakan dirinya sendiri, juga cara untuk mendapatkan pertolongan.
Dorong anak untuk berbicara kepada orang dewasa yang ia percaya – bisa jadi orang tua atau guru favoritnya di sekolah – jika mereka melihat atau malah mengalami bullying. Orang dewasa tersebut dapat memberikan rasa nyaman, dukungan, dan saran, jika ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya secara langsung. Dorong juga anak agar melaporkan bullying jika itu terjadi.
Bicarakan cara-cara untuk melawan anak-anak yang melakukan bullying. Berikan tips, seperti menggunakan rasa humor atau bilang “stop!” secara lantas dan percaya diri. Kita juga bisa membicarakan apa yang harus dilakukan jika tindakan sebelumnya tidak berhasil.
Bicarakan strategi agar tetap aman, seperti berada di dekat orang dewasa atau grup anak-anak lainnya.
Dorong mereka untuk membantu anak-anak yang mengalami bullying. Kita bisa meminta anak untuk menunjukkan kebaikan dan empati. Cara lainnya adalah dengan mengajarkan anak untuk meminta bantuan.
Biarkan jalur komunikasi tetap terbuka
Penelitian mengatakan bahwa anak-anak benar-benar berpaling pada orang tua atau pengasuh untuk saran dan bantuan dalam menyikapi keputusan yang berat. Kadang, mengobrol selama 15 menit sehari dapat meyakinkan anak bahwa mereka bisa mengutarakan masalahnya pada orang tua mereka. Mulailah pembicaraan tentang keseharian dan perasaan mereka.
Kita juga bisa mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan seputar bullying, jika anak-anak sudah merasa nyaman dan aman untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya. Berikut contoh pertanyaan tentang bullying yang bisa kita tanyakan:
Apa arti bullying bagi kamu?
Gambarkan seperti apa anak yang melakukan bullying. Menurutmu kenapa ada orang yang melakukan bullying?
Siapa orang dewasa yang paling kamu percaya ketika kamu melihat atau mengalami bullying?
Pernahkan kamu merasa takut pergi ke sekolah karena kamu takut di-bully? Apa cara-cara yang pernah kamu lakukan untuk mengubahnya?
Menurutmu apa yang bisa orang tua lakukan untuk membantu mencegah bullying?
Apakah kamu atau temanmu pernah mengasingkan anak lain dengan sengaja? Menurutmu itu termasuk bullying atau tidak? Kenapa?
Apa yang biasanya kamu lakukan ketika melihat bullying?
Apa kamu pernah melihat seseorang di sekolahmu di-bully oleh anak lain? Apa yang kamu rasakan?
Apa kamu pernah mencoba membantu seorang yang di-bully? Apa yang terjadi? Apa yang akan kamu lakukan kalau itu terjadi lagi?
Berbicara tentang bullying secara langsung merupakan langkah yang penting untuk memahami bagaimana hal ini dapat mempengaruhi anak. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk pertanyaan di atas, tapi mendorong anak untuk menjawab dengan jujur merupakan hal yang penting. Yakinkan juga bahwa ia tidak menghadapi semua masalah yang ia miliki.
Dorong Anak untuk melakukan hal-hal yang ia sukai
Bantu anak menjadi bagian dalam kegiatan, minat, dan hobi yang mereka sukai. Anak-anak dapat menjadi relawan, berolah raga, bergabung dalam grup atau klub sekolah. Aktivitas-aktivitas tersebut memberikan anak kesempatan untuk bersenang-senang dan bertemu dengan orang lain yang memiliki kesamaan minat. Mereka bisa membangun rasa percaya diri dan pertemanan yang dapat membantu anak-anak terlindungi dari bullying.
Berikan contoh bagaimana memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan rasa hormat
Anak-anak belajar dari tindakan orang dewasa. Kita sebagai orang dewasa bisa menunjukkan bahwa tidak ada tempat untuk bullying dengan memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan kebaikan. Bahkan ketika anak-anak terlihat tidak memperhatikan, mereka mengamati bagaimana orang dewasa mengelola stress dan konflik, juga bagaimana mereka memperlakukan teman, kolega, dan keluarga mereka.