Bantu Anak Mengatasi Kecemasan
Anak-anak tidak perlu membayar tagihan, memasak makan malam, atau mengurusi mobil. Namun – seperti halnya orang dewasa – mereka memiliki hal-hal dan keseharian yang tidak berjalan lancar. Jika rasa frustasi dan kecewa terus menumpuk, anak-anak dapat merasa stress atau cemas.
Merupakan hal yang wajar bagi semua anak untuk merasa cemas pada saat tertentu. Tentu beberapa anak lebih merasa cemas dibanding anak lain, karena mereka memiliki perbedaan sifat dan kepribadian. Untungnya, orang tua dapat membantu anaknya belajar mengelola stress dan menghadapi permasalahan sehari-hari dengan mudah. Hal ini juga dapat membantu membangun rasa percaya diri dan optimisme pada anak yang akan membantu mereka menguasai tantangan kehidupan, besar atau kecil.
Apa yang Anak Kita Cemaskan?
Apa yang anak kita cemaskan seringkali bergantung pada umur dan tahap mereka.
Anak kecil dan praremaja secara khusus mencemaskan hal-hal seperti nilai, ujian, perubahan pada tubuh mereka, penyesuaian diri dengan teman, tendangan yang meleset pada pertandingan bola, atau apakah mereka bisa masuk seleksi tim. Mereka juga bisa merasa stress akibat permasalahan social seperti tekanan teman sebaya, atau apakah mereka di-bully, diejek, atau merasa ditinggalkan.
Anak praremaja juga bisa merasa cemas tentang isu atau kejadian global yang mereka dengar di berita atau di sekolah, karena mereka mulai merasa menjadi bagian dari dunia yang lebih besar di sekitar mereka. Hal-hal seperti terorisme, perang, polusi, pemanasan global, hewan yang terancam punah, dan bencana alam bisa menjadi sumber kecemasan mereka.
Bantu Anak Kita Menaklukkan Rasa Cemas
Cari tahu apa yang ada di pikiran mereka. Tetap terbuka dan tunjukkan ketertarikkan tentang apa yang terjadi di sekolah, dan tentang teman-teman mereka. Ambil kesempatan untuk bertanya bagaimana hari mereka. Ketika mendengarkan cerita mereka, pastikan untuk bertanya mengenai apa perasaan dan pendapat mereka mengenai hal-hal yang terjadi.
Jika anak kita terlihat cemas mengenai sesuatu, tanyakan hal tersebut. Dorong anak-anak untuk menyuarakan hal yang membuat mereka cemas. Tanyakan hal yang penting dan dengarkan mereka. Kadang, dengan hanya membagi ceritanya dengan orang tua akan membantu mengurangi beban yang mereka rasakan.
Tunjukkan bahwa kamu mengerti dan peduli. Tertarik dengan urusan anak kamu menunjukkan bahwa mereka penting bagi kamu dan membantu anak kamu merasa didukung dan dimengerti. Komentar yang menenangkan dapat membantu, namun hanya setelah kamu mendengarkan cerita anak kamu. Jangan lupa untuk bilang bahwa kamu memahami perasaan dan masalah sang anak.
Tuntun Anak kepada solusi. Kamu bisa mengurangi kecemasan anak dengan membantu anak belajar menghadapi situasi yang menantang. Ketika anak kamu menceritakan sebuah permasalahan, tawarkan bantuan untuk mencari solusi bersama-sama. Jika anak kamu mencemaskan ulangan minggu depan, contohnya, menawarkan untuk membantu mereka belajar dapat mengurangi kecemasan anak.
Dalam hampir semua situasi, tahan dorongan untuk menyela dan menyelesaikan masalah untuk anak – sebagai gantinya, pikirkan baik-baik dan cari solusi-solusi yang memungkinkan bersama-sama. Menyelesaikan masalah dengan anak, daripada menyelesaikan masalah untuk anak. Dengan peran aktif, anak akan belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Menjaga segala sesuatunya dalam perspektif. Tanpa mengecilkan perasaan anak, tunjukkan bahwa banyak masalah bisa diselesaikan dan bersifat sementara, juga akan ada hari yang lebih baik dan kesempatan lain untuk mencoba lagi. Mengajarkan anak untuk tetap menjaga masalah dalam perspektif dapat mengurangi kecemasan mereka dan membantu membangun kekuatan, ketahanan, dan optimisme untuk mencoba lagi. Ingatkan anak kamu bahwa apapun yang terjadi, semua akan baik-baik saja.
Buat perubahan. Kadang anak-anak mencemaskan hal yang besar – seperti terorisme, perang, dan pemanasan global – yang mereka dengar di sekolah atau berita. Kita sebagai orang tua dapat membantu dengan mendiskusikan isu-isu tersebut, menawarkan informasi akurat, dan mengkoreksi segala miskonsepsi yang dimiliki anak. Coba untuk menenangkan anak dengan membicarakan apa yang orang dewasa lakukan untuk menyelesaikan masalah untuk menjaga mereka tetap aman.
Sadari bahwa reaksi kita sebagai orang tua terhadap isu dan kejadian global memengaruhi anak. Jika kamu mengekspresikan kemarahan dan stress ketika melihat masalah global yang berada di luar kendali kamu, anak-anak kemungkinan akan bereaksi seperti itu juga. Namun, jika kamu mengekspresikannya dengan mengambil pendekatan proaktif untuk membuat perubahan positif, anak kamu akan merasa lebih optimis dan melakukan hal yang sama.
Jadi, cari hal-hal yang bisa kamu lakukan dengan anak untuk membantu kalian merasa bahwa kalian membuat perubahan positif. Kalian tidak bisa menghentikan perang, misalnya, tapi keluarga kalian bisa berkontribusi ke sebuah organisasi yang bergerak untuk kedamaian atau membantu anak-anak di negara yang dilanda perang.
Tawarkan kenyamanan dan ketenangan. Kadang ketika anak merasa cemas, apa yang paling mereka butuhkan adalah rasa aman dan nyaman dari orang tua. Hal ini bisa datang dalam bentuk pelukan, kata-kata yang tulus, atau waktu yang dihabiskan bersama. Hal-hal tersebut membantu anak mengetahui bahwa apapun yang terjadi, orang tua akan selalu ada dengan kasih sayang dan dukungan.
Kadang anak butuh orang tua untuk menunjukkan kepada mereka cara melepaskan kecemasan daripada terus memikirkannya. Ketahui kapan waktunya untuk move on, dan bantu anak untuk melaju. Tunjukkan jalannya dengan mengenalkan topik yang lebih ceria atau aktivitas yang dapat menciptakan suasana yang lebih ringan.
Soroti hal yang positif. Tanyakan pada anak kamu apa yang mereka nikmati pada hari ini, dan dengarkan cerita mereka tentang hal yang berjalan baik bagi mereka atau aktivitas menyenangkan yang mereka lakukan. Berikan waktu lebih banyak untuk anak bercerita tentang hal baik yang terjadi. Biarkan mereka mengutarakan apa pendapat dan perasaan mereka tentan kesuksesan, pencapaian dan pengalaman positif – juga apa yang mereka lakukan untuk membantu hal-hal berjalan dengan baik.
Mungkin jadwal anak kamu penuh, tapi pastikan ada waktu untuk anak kamu melakukan hal-hal kecil yang mereka senangi. Mendapatkan dosis harian dari emosi dan pengalaman positif – seperti kegembiraan, rasa syukur, kasih saying, hiburan, relaksasi, hal menyenagkan, dan interes – mengimbangi stress dan membantu anak berkembang dengan baik.
Jadilah Contoh yang Baik. Pelajaran paling manjur yang kita ajarkan pada anak adalah pelajaran yang kita demonstrasikan. Respon kamu terhadap kecemasan, stress, dan rasa frustasi yang kamu rasakan bisa mengajarkan bagaimana anak kamu menghadapi permasalahan sehari-hari. Jika kamu bingung atau marah ketika menghadapi pekerjaan yang menumpuk, anak kamu akan belajar bahwa itu lah respon yang patut terhadap stress.
Sebagai gantinya, lihat sisi baik dan suarakan pikiran positif tentang situasi kamu setidaknya sesering kamu membicarakan apa yang mengganggu dan membuatmu kecewa. Berikan contoh yang baik dengan reaksi kamu terhadap masalah dan rintangan. Merespon dengan optimisme dan rasa percaya diri mengajarkan anak bahwa masalah adalah sementara dan besok merupakan hari lain. Bangkit dengan sikap positif akan membantu anak melakukan hal yang sama.