Bagaimana Cara Membesarkan Anak Laki-Laki

Bagaimana Cara Membesarkan Anak Laki-Laki

Bagaimana Cara Membesarkan Anak Laki-Laki

Sebelum punya anak, kita sering memimpikan membaca buku bersama anak dalam keheningan atau membangun rumah dari balok pelan-pelan. Tentu, ketika kita menjadi orang tua, kita sadar dengan cepat bahwa seorang anak selalu membuat kegaduhan, dan anak laki-laki biasanya lebih energik dan agresif dibandingkan anak perempuan. Walaupun selalu ada pengecualian – tidak semua anak laki-laki menunjukkan sifat yang sama – seringkali kita kelelahan dalam mengurus anak laki-laki.

Awasi Agresi Anak

Kita mungkin merasa terganggu ketika anak kita tertarik pada senjata mainan atau video game yang menunjukkan kekerasan, tapi apa yang orang tua lihat sebagai kekerasan (seorang anak pura-pura membunuh orang jahat), anak melihatnya sebagai mimpi untuk menyelamatkan dunia. Permainan berpura-pura melibatkan agresi fantasi – seperti permainan polisi dan maling – dapat menjadi cara yang berguna bagi anak laki-laki untuk membedakan benar dan salah. Ditambah, permainan seperti ini seringkali bisa memperdalam pertemanan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Gloria DeGaetano, pendiri Parent Coaching Institute, mengingat bahwa ia berjanji tidak akan membelikan anaknya pistol mainan, tapi “tentu, tongkat hanya bertahan sebentar sebagai tongkat ajaib; sebelum berubah menjadi pistol dan pedang.” Akhirnya ia membeli mainan yang cocok untuk seumuran anaknya dan memahami bahwa permainan imajinatif tidak menjadi masalah selama sang anak tidak memperlihatkan ketertarikan untuk melukai orang lain.

Baca juga : 10 Tips Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

Jika teman anakmu merasa permainannya terlalu kasar, ia akan berhenti bermain. Tapi, jika kamu menyadari bahwa anakmu merasa frustasi, ambil kesempatan ini untuk mengenalkan rasa empati, sebuah proses untuk mencoba memahami perasaan orang lain. Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa melukai orang lain itu tidak baik dan mereka dapat belajar untuk lebih memahami orang lain.

Contohkan Sikap yang Baik

Bahkan ketika kamu merasa stress menghadapi kelakuan anak laki-laki, penting untuk tetap tenang. “Satu hal yang perlu orang tua hindari adalah merespon permainan yang agresif dengan hukuman dan sikap agresif dari orang tua sendiri. Walaupun hukuman yang berat dapat menghentikan sikap anak saat itu, anak yang dihukum dengan keras lebih mungkin untuk bersikap agresif di masa depan,” ujar Cynthia Edwards, seorang psikolog perkembangan anak. Sebagai gantinya, beri contoh sikap yang sopan dan pastikan untuk memuji anak ketika mereka berkelakuan baik. Tunjukan ketertarikan pada apa yang mereka senangi, seperti serangga atau robot, dan tanyakan pertanyaan mengenai hal itu. Lalu, puji anak jika mereka memiliki wawasan yang luas tentang serangga atau jika mereka merawat robot kesukaan mereka dengan baik.

Tekankan Kebaikan dan Kepekaan

Untuk mengembangkan sisi sensitif anak laki-laki, jelaskan pentingnya kebaikan dengan berbagi mainan dengan teman dan bersikap lembut kepada hewan peliharaan. Kita juga bisa membacakan cerita tentang tokoh laki-laki yang mendorong perdamaian dan kesetaraan. Ceritakan tentang Muhammad Ali, seorang petinju yang memiliki kekuatan yang hebat sekaligus seseorang yang bekerja untuk mendorong keadilan sosial. Atau Bung Hatta, pejuang kemerdekaan yang berkomitmen pada demokrasi. Cari kesempatan untuk mengembangkan sosok laki-laki panutan yang positif dalam hidup anak laki-laki kita – jadwalkan waktu dengan Ayah, kakak laki-laki, paman, dan kakek.

Dukung Anak Mengekspresikan Emosi

Ketika anak mengembangkan peran aktif dalam menerima sisi sensitif mereka, kita bisa lebih mudah membicarakan tentang perasaan mereka. Menjelaskan emosi atau perasaan bisa membantu menghilangkan rasa jengkel dan mengurasi kemungkinan ledakan emosi. Sosok laki-laki dalam keluarga bisa membantu anak memahami perasaannya dengan mencontohkan cara positif untuk mengekspresikan emosi mereka. Butuh waktu agar anak laki-laki mengembangkan kemampuan menyuarakan pendapat dan perasaan mereka, jadi tetap bersabar dan tunjukkan dukungan. Jika terlihat jelas bahwa ada sesuatu yang tidak beres tapi anak kita tidak mau membicarakannya, hindari mendorong anak untuk bercerita dan jangan bertanya. Sebagai gantinya, berikan ia pelukan dan beri tahu kalau kita akan hadir ketika ia siap untuk membicarakannya.

Lihat Jauh Melebihi Kotoran

Kamar mandi kita mungkin penuh dengan tanah dan lumpur, tapi kadang cara terbaik untuk merasa tenang adalah membiarkannya. Ingat bahwa kotoran bisa dicuci tapi ingatan akan permainan yang seru bisa melekat bertahun-tahun kemudian. Biarkan anak laki-laki bermain lumpur, buat area khusus di halaman belakang jika perlu. Selama permainan yang mereka lakukan aman dan anak-anak tetap sehat, sebuah selang bisa menyelesaikan hampir semua masalah lumpur. Berani kotor itu baik, bukan?