Komunikasi Efektif di Rumah Kita

DSC06414.jpg

(Hanya sekedar berbagi dan saling belajar bukan menyudutkan 🤗. Kalau ada hal baik boleh diambil kalau kurang baik diabaikan saja)

Saya dan teman teman berkunjung ke beberapa sekolah. Diantaranya untuk melakukan rangkaian tes.

Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengisi lembar riwayat diri yang sebenarnya adalah bukan persoalan. Lebih ke data sehari-hari mengenai diri sendiri. Seperti nama lengkap, nama orangtua, nama kakak dan adik, alamat rumah, kakak dan adik sekolah kelas berapa atau dimana? Pekerjaan orangtua dan kegiatan mereka sehari hari.

Hampir sebagian anak-anak ini tidak hafal alamat lengkap rumahnya. Tidak juga mengetahui apa pekerjaan ayah ibunya. Tidak mengetahui sekolah dan kelas berapa kakak serta adiknya. Sama sekali tidak tahu.

Mereka sudah memasuki usia 10-12 tahun. Pada usia ini idealnya sudah hapal betul hal-hal mengenai diri juga lingkungan terdekat dengan otomatis.

Mengapa bisa begitu? Apakah suatu kewajaran? Bukankah bukan hal yang penting mengetahui hal hal itu, itu hanya hal sepele.

Sedih. Menurut Saya itu betul betul penting. Kenapa? Menurut hemat saya itu bukan sekedar 'mengisi data diri saja'. Tapi ada makna dibalik mengetahui 'hal-hal yang sederhana'. Dimana terjadi komunikasi efektif setiap hari dengan lingkungan di rumah mereka.

Komunikasi efektif ialah komunikasi 2 arah antara Ayah, Ibu dan Anak. Dimana Anak bisa nyaman bercerita apapun kepada ayah atau ibunya. Hal-hal sehari-hari hingga pemecahan masalah yang lebih kompleks.

Komunikasi efektif ialah komunikasi yang dilandasi minat dan keakraban di dalamnya. Dimana ayah dan ibu tanpa rasa sungkan dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada anaknya, memberikan nasihat mana yang baik mana yang benar. Memberikan pilihan kepada anak-anaknya tanpa sikap otoriter maupun sikap mengabaikan.

Kembali ke konteks awal. Jika anak-anak tidak paham hal hal keseharian mereka di lingkungan rumah, ada apa mereka dengan komunikasi di rumah mereka?

Bukankah ada kesulitan belajar yang gejala salah satunya adalah sulit menghapal hal-hal sederhana seperti itu?

Memang ada, tapi bukankah suatu keanehan dalam satu sekolah semua muridnya mengalami 'kesulitan belajar' ? Karena jika dilihat dari hasil psikotes mereka tidak mengalami kesulitan belajar, gangguan konsentrasi atau gejala gejala lain yang mengharuskan mereka mengikuti treatment khusus. Tapi lebih kepada kurangnya olah rasa dan kepedulian dalam memahami lingkungan sekitar mereka. Juga kurangnya minat untuk memulai terlebih dulu terlibat dalam komunikasi efektif dengan lingkungan sekitar mereka.

Jadi, ada apa mereka dengan komunikasi di lingkungan rumah mereka?

Saya tidak memberi judgement, hanya saja ingin kembali mengingatkan bahwa lingkungan pertama yang mereka temui adalah lingkungan rumah. Kurangnya olah rasa, minat dan kepedulian anak-anak karena kurangnya stimulasi yang didapat. Minimnya 'kebiasaan' komunikasi dengan ayah, Ibu, kakak, maupun adik mereka.

Apa yang terjadi dengan anak anak kita juga lingkungan di rumah kita sekarang?

Bahan renungan untuk kita semua. Mari efektifkan kembali komunikasi di rumah kita. Sekecil apapun itu, meskipun sebentar. Meskipun hal-hal ringan dan sederhana yang diutarakan. Karena komunikasi yang asyik dan efektif diawali dari pembicaraan yang sederhana bukan?